Cari Tahu Tentang Toxic Productivity: Pengertian, Ciri-ciri, & Cara Mengatasinya

Cari Tahu Tentang Toxic Productivity: Pengertian, Ciri-ciri, & Cara Mengatasinya

Dalam dunia kerja yang kompetitif, toxic productivity sering kali tidak disadari merugikan kesehatan mental dan fisik. Fenomena ini menjadi tantangan serius dalam pelatihan dan pengembangan SDM, di mana keseimbangan antara produktivitas dan kesejahteraan pribadi menjadi kabur. Oleh karena itu, yuk simak lebih lanjut mengenai apa itu toxic productivity dalam kehidupan kerja, ciri-cirinya, serta cara mengatasinya pada artikel berikut ini!

Apa itu Toxic Productivity?

Toxic productivity adalah kondisi di mana seseorang merasa harus selalu produktif hingga batas yang tidak sehat, baik di tempat kerja maupun dalam kehidupan pribadi. Ini terjadi ketika seseorang mendorong diri mereka sendiri ke ekstrem untuk mencapai lebih banyak, seringkali dengan mengorbankan kesehatan fisik dan mental mereka.

Orang yang mengalami toxic productivity mungkin merasa tidak bisa melakukan sesuatu hanya untuk kesenangan semata, seperti berjalan-jalan dengan teman atau mengobrol dengan rekan kerja sambil minum kopi. Sebaliknya, semua tindakan mereka harus menjadi batu loncatan menuju tujuan atau pencapaian yang lebih besar.

Toxic productivity menghilangkan kegembiraan dari aktivitas sehari-hari dan menyebabkan seseorang mendorong diri mereka terlalu keras untuk waktu yang lama. Dalam jangka panjang, ini dapat menyebabkan kelelahan, depresi, dan konsekuensi kesehatan fisik dan mental lainnya. Fenomena ini sering kali dipicu oleh tekanan sosial untuk selalu produktif dan sukses, serta oleh ketidakpastian yang muncul selama masa-masa sulit.

Ciri-ciri Toxic Productivity

Ada beberapa tanda yang menunjukkan seseorang mungkin mengalami toxic productivity. Beberapa di antaranya adalah:

Sering bekerja lembur secara teratur

Ini termasuk bekerja di akhir pekan, masuk kerja lebih awal untuk “mengejar ketinggalan” sebelum hari resmi dimulai, bekerja larut malam, dan mengecek pekerjaan selama waktu istirahat. Perlu diingat bahwa ada perbedaan antara produktivitas toxic dan terlalu banyak bekerja, jika Anda bekerja lembur karena pilihan, itu adalah toxic. Jika Anda melakukannya karena kebutuhan, Anda mungkin terlalu banyak bekerja.

Merasa bersalah karena tidak mendapatkan cukup pekerjaan

Seseorang yang menderita toxic productivity sering berusaha menyelesaikan jumlah pekerjaan yang luar biasa daripada yang wajar. Mereka memiliki ekspektasi yang tidak realistis terhadap diri mereka sendiri dan merasa bersalah jika mereka tertinggal.

Hanya ingin melakukan aktivitas yang memiliki tujuan yang jelas

Ketika Anda menderita toxic productivity, aktivitas sering kali terasa seperti pemborosan waktu jika tim atau orang sekitar tidak membantu Anda mencapai tujuan tertentu.

Cara Mengatasi Toxic Productivity

Untuk mengatasi toxic productivity, pertama-tama Anda perlu mengenali dan mengakui bahwa Anda mungkin mengalaminya. Langkah selanjutnya adalah menetapkan batasan kerja yang jelas dan mengklaim kembali beberapa waktu luang Anda. Menetapkan batasan sangat penting bagi pekerja remote.

Berdasarkan studi yang dilakukan oleh para ahli, ditemukan bahwa sekitar 37% pekerja merasa tidak memiliki jadwal kerja yang pasti saat melakukan pekerjaan secara remote atau dari rumah. Hal ini berdampak pada 38% dari mereka yang cenderung menghabiskan waktu lebih banyak untuk memeriksa email di luar jam kerja biasa. Selain itu, sebanyak 35% pekerja juga mengalami peningkatan waktu yang dihabiskan untuk memikirkan tentang pekerjaan mereka saat sedang beristirahat atau di waktu senggang.

Selanjutnya, tetapkan tujuan yang realistis. Toxic productivity sering terjadi ketika tujuan atau ekspektasi Anda seputar pekerjaan tidak realistis. Akibatnya, Anda merasa tertekan untuk bekerja lebih lama dan merasa bersalah jika Anda bekerja dengan kecepatan yang lebih lambat dan tertinggal.

Untuk mengatasi hal ini, cobalah untuk mengevaluasi kembali tujuan-tujuan Anda dengan lebih objektif. Pertimbangkan kapasitas kerja Anda dan batasan waktu yang realistis. Gunakan metode SMART (Specific, Measurable, Achievable, Realistic, Time-bound) dalam menetapkan tujuan. Ini akan membantu Anda membuat tujuan yang lebih spesifik, terukur, dapat dicapai, realistis, dan memiliki batas waktu yang jelas.

Kesimpulan

Toxic productivity adalah masalah serius yang dapat merugikan kesehatan dan kesejahteraan individu. Dengan mengenali ciri-cirinya dan mengambil langkah-langkah untuk mengatasinya, baik individu maupun organisasi dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih sehat dan produktif. Penting untuk mengingat bahwa produktivitas yang sehat adalah kunci untuk kesuksesan jangka panjang.

Apakah Anda merasa terjebak dalam lingkaran toxic productivity di tempat kerja? Ingin meningkatkan kinerja tim Anda tanpa mengorbankan kesehatan mental dan fisik? Saatnya beralih ke solusi yang lebih sehat dan efektif dengan Klique! Kunjungi Klique dan temukan berbagai program pelatihan dan pengembangan SDM yang dirancang khusus untuk membantu Anda dan tim Anda mencapai keseimbangan kerja yang ideal. Jangan biarkan toxic productivity!

 

Referensi:

FacebookTwitterEmailLinkedIn

Recent