Bagaimana Seharusnya Sistem Penilaian Kinerja Karyawan Berjalan di Era Modern?

Bagaimana Seharusnya Sistem Penilaian Kinerja Karyawan Berjalan di Era Modern?

Menurut polling the Harris and Yoh, 24% karyawan akan berpikir untuk meninggalkan pekerjaannya jika manajer mereka memberikan feedback kinerja yang tidak memadai. Jika kita mau mengikuti jejak perusahaan yang memiliki sistem feedback yang konsisten, maka kita berpotensi memiliki tingkat turnover 14.9% lebih rendah.

Namun, tantangan baru telah muncul. Riset terbaru mengatakan bahwa hanya 5% manajer yang senang dengan sistem tradisional terkait penilaian kinerja karyawan. Artinya, jika kita masih menggunakan cara lama dalam menilai kinerja, kita mungkin sudah jauh tertinggal.

Lantas, bagaimana seharusnya sistem evaluasi kinerja karyawan bekerja di zaman modern seperti saat ini? Apa saja elemen kunci yang perlu kita genggam untuk menerapkan sistem ini hingga berhasil?

Benarkah Sistem Penilaian Kinerja Karyawan Kita Sudah Usang?

Benar bahwa di tempat kerja yang berubah dengan cepat saat ini, pendekatan terhadap evaluasi kinerja karyawan tidak lagi efektif, atau mungkin terdengar sudah kuno. Pada dasarnya, penilaian kinerja karyawan adalah evaluasi yang dilakukan oleh manajer untuk mengetahui pencapaian seseorang dalam mencapai target dan tujuan perusahaan.  

Penilaian tersebut bertujuan untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan mereka. Ketika informasi sudah didapat, manager nantinya dapat memberikan feedback serta merumuskan strategi tepat untuk meningkatkan kinerja mereka kedepannya. 

Metode penilaian dalam proses penilaian kinerja karyawan cukup beragam, meliputi evaluasi oleh manajer secara langsung, evaluasi oleh teman kerja, atau pun evaluasi yang dilakukan dengan melibatkan pelanggan.

Namun, apakah benar indikator penilaian kinerja karyawan yang telah kita lakukan sejauh ini sudah tak relevan? Hal ini bisa dijelaskan pada gambaran detail berikut ini:

1. Evaluasi berdasarkan angka

Saat ini, mungkin kita masih terkurung dengan pola penilaian yang berpatokan pada angka atau skor. Seberapa sering kita menggunakan rating 1-5? Bisa jadi cara ini kurang efektif lagi mengingat cara itu hanya menampilkan skor, bukan menerangkan alasan di baliknya.

2. Penilaian tahunan

Pola berulang yang cukup sering dilakukan oleh para manajer hingga saat ini yakni penilaian tahunan. Cara ini mungkin sudah tidak relevan lagi mengingat di era yang serba cepat dengan permasalahan kompleks seperti saat ini, feedback seharusnya juga diberikan tanpa menunggu penilaian setiap tahun.

3. Penilaian berdasarkan kehadiran

Sistem kerja remote working atau hybrid kini sedang berada pada tren puncaknya. Hal ini tentu kontradiktif dengan sistem review yang didasarkan pada kehadiran. Bukankah cukup masuk akal jika karyawan dapat menyelesaikan tugas dimanapun dan kapanpun tanpa terkurung pada sistem kehadiran?

Bagaimana Seharusnya Metode Penilaian Kinerja Karyawan Dilakukan Saat Ini?

Era modern melahirkan berbagai macam tantangan, sehingga solusi yang diciptakan juga seharusnya relevan. Metode tradisional seperti yang telah kita jelaskan di atas mungkin sudah tak efektif lagi. 

Kini, era baru penilaian karyawan seperti yang didasarkan pada data atau objektivitas menjadi solusi tepat. Berikut beberapa metode yang dapat kita jadikan opsi:

1. Penilaian berbasis kinerja

Opsi ini dapat dilakukan dengan melakukan pengukuran kinerja yang didasarkan pada data kuantitatif. 

Hal tersebut meliputi efisiensi, produktivitas, atau capaian karyawan. Meski terdengar mengesampingkan faktor kualitatif, cara ini dinilai mampu menghasilkan data yang lebih terukur.

2. Penilaian berbasis kompetensi

Apa beda kinerja dan kompetensi? Kompetensi mengacu pada kualifikasi, pengetahuan, keterampilan, dan sifat serta kepribadian yang ada pada seorang karyawan. Sementara kinerja lebih merujuk pada hasil pencapaian mereka dalam melakukan tugas-tugas tertentu.

Pada metode penilaian berbasis kompetensi, kita dapat mengukur kinerja karyawan dengan melihat kemampuan serta keterampilan yang berkaitan dengan pekerjaan mereka. 

Keuntungannya? Cara ini dapat membantu mereka terus berkembang, sementara kelemahannya lebih berkaitan dengan sempitnya kesempatan mereka untuk mengembangkan kemampuan di luar kompetensinya.

3. Penilaian kinerja karyawan berbasis data

Pada akhirnya, opsi ini adalah yang paling efektif. Jika penilaian berbasis kinerja hanya berfokus pada angka kuantitatif, pada metode ini kita juga dapat menerapkan data kuantitatif. 

Data-data yang dapat kita gunakan antara lain jumlah penjualan atau target yang dicapai karyawan, kualitas pekerjaan mereka, akumulasi absensi, ataupun feedback dari rekan kerja atau pelanggan.

 

Perlu diingat bahwa penggunaan metode penilaian kinerja karyawan pada akhirnya perlu didasarkan pada tujuan bisnis dan budaya perusahaan. Pada intinya, metode penilaian kinerja karyawan ditujukkan untuk meningkatkan kinerja dan motivasi mereka melalui cara yang akurat dan objektif.

FacebookTwitterEmailLinkedIn

Recent