Tips Rekrutmen: Era Digital Mengubah Cara Kita Merekrut Orang

Tips Rekrutmen: Era Digital Mengubah Cara Kita Merekrut Orang

Media sosial kini muncul sebagai medium utama bagi para pencari kerja.Studi CareerArc dan The Harris Poll mengungkapkan bahwa 62% Gen Z, 56% Millennial, dan 31% Gen X menggunakan media sosial untuk mencari pekerjaan. 

Pergeseran menuju pencarian kerja berbasis seluler tersebut terutama didorong oleh kenyamanan dan aksesibilitas yang dirasakan oleh orang-orang. 

Dengan meningkatnya laju kehidupan modern, pencari kerja mencari cara untuk menyederhanakan proses lamaran kerja dan menghemat waktu. Lantas, bagaimana perusahaan harus melihat tren tersebut?

Yang Terjadi Jika Perusahaan Tak Cepat Beradaptasi

Ketika semakin banyak pencari kerja mengandalkan ponsel mereka untuk menelusuri lowongan kerja dan mengirimkan lamaran, recruiters harus peka terhadap tren terkini dan perlu bersiap untuk menangkap momen tersebut.

Jika tak mampu beradaptasi, recruiters akan semakin kesulitan untuk menemukan talenta berbakat.

CareerBuilder dalam studi-nya, State of Recruitment and Onboarding Report mengemukakan bahwa 43% responden telah melamar pekerjaan hanya dari ponsel mereka.

Lebih mengejutkan lagi, 10% responden mengatakan bahwa mereka akan mengesampingkan sebuah lowongan pekerjaan jika mereka tidak dapat melamar melalui ponsel, sebagaimana dipaparkan dalam studi tersebut. 

Hal ini menjadi pengingat bagi perusahaan akan pentingnya memiliki proses lamaran kerja yang mobile-friendly, terutama dalam hal menarik generasi muda pencari kerja yang lebih cenderung menggunakan perangkat seluler dalam proses pencarian kerja mereka.

Apa yang Sebenarnya Dicari Oleh Pencari Kerja

Dapat kita lihat pergeseran menuju pencarian kerja berbasis seluler ini didorong oleh kenyamanan dan aksesibilitas.

Dengan meningkatnya digitalisasi dan modernisasi di kehidupan sehari-hari kita saat ini, orang-orang pada akhirnya berusaha mencari cara untuk menyederhanakan proses lamaran kerja yang lebih cepat dan menghemat waktu.

Menurut laporan Glassdoor HR & Recruiting tentang apa yang diinginkan pencari kerja, mereka mengharapkan komunikasi yang baik (58%), ekspektasi yang jelas (53%), dan umpan balik terkait penolakan yang tepat (51%).

Ketiga alasan tersebut menjadi faktor terpenting yang diperhatikan oleh pencari kerja dalam mendapatkan pengalaman positif mereka selama proses melamar pekerjaan.

Di sisi lain, terdapat juga faktor yang dapat menyebabkan pelamar kerja mendapatkan pengalaman kerja yang negatif. Faktor-faktor tersebut meliputi:

  • Kurangnya informasi kompensasi dan tunjangan (50%)
  • Perubahan jadwal wawancara (50%)
  • Tanggapan yang salah waktu (47%)
  • Informasi yang tidak jelas tentang job-description (46%)

Dengan memprioritaskan komunikasi, transparansi, dan umpan balik yang tepat,kita dapat menciptakan pengalaman rekrutmen kerja yang positif bagi para kandidat.

Ini tidak hanya dapat membantu menarik talenta terbaik tetapi juga membantu membangun citra dan reputasi perusahaan kita menjadi lebih positif.

Tips Rekrutmen yang Berhasil di Era Serba Digital

Tahukah Anda? Proses lamaran kerja bisa menjadi waktu yang menegangkan bagi para kandidat. Apa yang mereka alami selama proses ini dapat sangat mempengaruhi persepsi mereka secara keseluruhan tentang perusahaan.

Untuk itu, dalam proses mencari talenta terbaik, kita perlu memahami apa yang membuat jobseekers frustasi selama proses rekrutmen.

Menurut survei CareerBuilder dalam State of Recruitment and Onboarding Report, masalah paling signifikan dan menghambat pengalaman rekrutmen pencari kerja adalah recruiters yang membiarkan mereka tidak mengetahui status lamaran mereka. Pada survey tersebut, 48% responden menyebut ini sebagai frustasi terbesar mereka.

Masalah terbesar lainnya bagi 35% pencari kerja yakni persyaratan yang sangat kompleks dan menyita waktu.

Selain itu, 33% responden juga merasa frustasi karena harus mengisi kolom tambahan meskipun telah mengunggah resume mereka. Sementara itu, 31% lainnya mengatakan bahwa pemberi kerja tidak mengetahui surat lamaran mereka.

Masalah tersebut pada dasarnya dapat diatasi dengan memahami situasi akan perkembangan teknologi yang serba cepat saat ini.

Ketika orang-orang mulai beralih pada pencarian kerja instan seperti melalui platform job portal yang dapat mereka akses hanya melalui ponsel, tugas kita sebagai recruiter adalah memahami bagaimana perilaku mereka di sana.

Untuk itu, dalam proses mencari kandidat terbaik, kita dapat mempertimbangkan pola perilaku mereka selama mencari pekerjaan di platform media sosial. Riset oleh CareerBuilder menampilkan beberapa statistik yang dapat kita jadikan insight untuk mengambil langkah tepat: 

1. Mempersonalisasikan feedback

Sebagian pencari kerja (76%) lebih memilih email yang dipersonalisasi untuk komunikasi terkait feedback. Untuk itu, perekrut harus memastikan bahwa email tindak lanjut bukan hanya template umum, namun dibuat dengan se-empathetic mungkin. 

Tak hanya membangun hubungan personal dengan kandidat, kita juga dapat membangun citra positif perusahaan di mata mereka.

2. Menanggapi kandidat sesegera mungkin

Disamping itu, pencari kerja juga mengharapkan tanggapan dengan segera. Mereka berharap rekruter dapat memberikan tanggapan atas lamaran mereka dalam waktu dua minggu setelah mengirimkan lamaran mereka. Berikut preferensi kandidat dalam menerima feedback:

  • Dalam seminggu (14%)
  • 1 minggu hingga <2 minggu (41%)
  • 2 minggu sampai < 3 minggu (24%)
  • 3 minggu atau lebih (21%)

Anyway, terlepas apakah kandidat akan memasuki tahapan selanjutnya atau ditolak, strategi rekrutmen Ini dapat membantu menjaga hubungan positif dengan kandidat dan meningkatkan image perusahaan.

3. Menggunakan beberapa channel komunikasi

Meskipun email adalah mode komunikasi yang efektif untuk memberikan feedback, perekrut juga perlu mempertimbangkan beberapa saluran lain. Menurut data, orang-orang cenderung menyukai feedback melalui:

  • Email yang dipersonalisasi (76%
  • Panggilan telepon (36%
  • Pesan teks singkat (18%
  • Pesan media sosial (2%)

Panggilan telepon langsung atau pesan teks dapat berguna untuk menjangkau kandidat yang mungkin tidak memeriksa email mereka secara teratur. Namun, penting untuk memastikan bahwa media komunikasi sesuai dan disetujui oleh kedua pihak.

4. Memberikan feedback dengan jelas dan di waktu yang tepat

Kandidat mengharapkan feedback yang jelas dan juga waktu yang tepat terkait lamaran mereka. Waktu yang tepat artinya saat-saat dimana feedback dapat dijangkau atau diterima oleh kandidat. 

So, hindari memberikan feedback di saat orang-orang mungkin sedang diluar akses akan media sosial mereka.

 

Pada intinya, perusahaan perlu menyadari pergeseran tren rekrutmen saat ini yang dapat berdampak pada efektivitas proses pencarian kandidat mereka. Selain dengan mulai menjajah platform digital untuk proses rekrutmen, recruiter juga harus memprioritaskan komunikasi, transparansi, dan feedback yang tepat.

FacebookTwitterEmailLinkedIn

Recent